Ramadhan Karem 2024
Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan.[9] Menurut syariat Islam, puasa Ramadhan hukumnya fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali ia mengalami halangan untuk melakukannya seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, diabetes, atau sedang mengalami menstruasi.[10] Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan ditetapkan pada bulan Syakban tahun kedua setelah hijrahnya umat Muslim dari Makkah ke Madinah.[11] Bulan Ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.[12]
Selama berpuasa dari pagi hingga petang, Muslim dilarang untuk mengonsumsi makan, minum, termasuk merokok apa pun bahkan memasukkan benda (sesuatu) melibatkan anggota tubuh yang terbuka dan berhubungan seksual. Selain itu, mereka diperintahkan untuk menghindari perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa, seperti berkata hal-hal yang buruk (seperti menghina, memfitnah, mengutuk, berbohong) dan berkelahi.[13] Makanan dan minuman dapat disediakan setiap hari, yakni ketika sebelum Matahari terbit (Subuh) hingga terbenamnya Matahari (Magrib).[14][15] Pendekatan spiritual (taubat) ketika bulan Ramadan ramai dilakukan.[16] Berpuasa bagi Muslim saat Ramadan biasanya diikuti dengan memperbanyak salat dan membaca Al-Quran.[17][18]
Kebiasan dibulan Ramadhan
1. Buka Puasa Bersama (Bukber)
merupakan agenda yang rutin dilaksanakan setiap tahun di bulan Ramadhan. Buka Puasa Bersama (Bukber) tidak hanya sekadar makan bersama, namun juga dijadikan sebagai penanaman karakter dengan saling memberi dalam Berbagi Takjil.
Kegiatan Buka Puasa Bersama juga bertujuan untuk menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi antar Keluarga Besar Angkatan 23. Pada saat berbuka puasa, semuanya bersatu, berkumpul dan bercengkerama satu dengan yang lain.
Ada beberapa manfaat melaksanakan Buka Puasa Bersama (Bukber) yaitu dapat mempererat tali silaturahmi, menciptakan kenangan bersama, mendorong tumbuhnya rasa empati dan kepedulian, sebagai wadah untuk forum diskusi, meningkatkan amal dan pahala.
Ditilik dari situs Nahdlatul Ulama Jawa Timur, keutamaan ini tercantum dalam kitab Durratun Nasihin karya Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir al-Khaubawiyyi. Masih dari laman yang sama, dijelaskan bahwa keutamaan ini tidak berasal dari hadits. Alhasil, umat Islam hanya boleh menganggapnya sebagai motivasi saja, tidak lebih.
Hal senada juga diungkapkan laman resmi Kementerian Agama Aceh. Tertulis bahwa sebagian ulama menghukumi hadits yang mendasari adanya keutamaan sholat tarawih di malam 1-30 sebagai hadits maudhu' (palsu). Pun hadits ini tidak dapat dijumpai di kitab-kitab hadits lainnya.
Komentar
Posting Komentar